Searching...
Wednesday, July 22, 2015
5:36 PM 0

Terapi Diabetes

Dewasa ini, penyakit diabetes telah jauh berkembang dan menjangkit setiap orang, terutama yang tidak mampu menjaga pola hidupnya. Sedentary life style sering menjadi pemicu penyakit ini. Beberapa bahkan sudah tidak dapat ditangani dengan antidiabetik oral, harus menggunakan insulin sebagai pilihan terakhir. Pilihan terapi insulin sebenarnya diprioritaskan pada diabetes Tipe I yang diakibatkan oleh genetik (autoimun), tetapi karena antidiabetik oral tidak adekuat lagi, terapi insulin mulai diberikan pada penderita diabetes Tipe 2 dengan tujuan mengontrol kadar gula darah agar berada pada kisaran normal. 
Pertimbangan dalam menggunakan antidiabetik oral berdasarkan karakteristik insulin dalam tubuh penderita, yakni:
1.   Defisiensi insulin relatif, yakni insulin yang disekresikan tidak cukup memetabolisme glukosa dalam tubuh.

2.   Resistensi insulin, yakni  insulin yang dihasilkan tidak mampu bekerja karena kepekaan terhadap reseptor yang berkurang, sehingga meskipun terjadi hiperinsulinemia (kadar insulin meningkat), insulin tersebut tidak mampu memasukkan glukosa ke dalam sel untuk proses metabolisme dalam sel (Greene dan Harris, 2008: 590) seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Mekanisme Resistensi Insulin

Pada kasus defisiensi insulin dari sel beta pankreas, dapat diberikan golongan sulfonilurea yang meningkatkan sekresi insulin dari sel beta pankreas dengan asumsi bahwa kepekaan dengan reseptornya masih tinggi. Sebaliknya pada kasus di mana terjadi resistensi insulin, percuma saja diberikan golongan obat yang mampu meningkatkan sekresi insulin, karena yang bermasalah adalah kepekaan terhadap reseptornya, bukan gangguan sekresi insulinnya. Golongan biguanida (metformin) memiliki mekanisme meningkatkan sensitivitas reseptor insulin sehingga sesuai sebagai terapi DM tipe 2 resistensi insulin. Akan tetapi, metfomin tidak boleh diberikan pada pasien lanjut usia dengan serum kreatinin > 1,5 mg/dL, sehingga alternatif yang disarankan adalah pemberian golongan thiazolidinediones (TZDs) seperti pioglitazone yang beraksi dengan mengikat peroxisome proliferator-activated receptor-γ (PPAR-γ), yang utamanya berada pada sel adiposa dan sel pembuluh darah (Triplitt et al., 2008: 1224). PPAR-γ mengatur transkripsi gen yang mempengaruhi metabolisme glukosa dan lipid, contohnya PPAR-γ menstimulasi transkripsi GLUT-4, suatu transpoter glukosa yang menstimulasi uptake glukosa. Dengan menurunkan ekspresi GLUT-4 dapat mengatasi terjadinya resistensi insulin. TZDs secara langsung maupun tidak langsung mensensitisasi jaringan adiposa terhadap kerja insulin. Efeknya termasuk menstimulasi apoptosis dari sel adiposit dan meningkatkan penyimpanan asam lemak bebas pada sel adiposa (Koda Kimble et al., 2009: Chapter 50: 55).

Daftar Pustaka
Greene, R. J. dan Harris, N. D. 2008. Pathologic and Therapeutics for Pharmacists: A Basic for Clinical Pharmacy Practice 3rd Edition. London: Pharmaceutical Press.  
Koda Kimble, M.A., Young, L.Y., Alldregde, B. K., Corelli, R.L., Guglielmo, B.J., Kradjan, W.A. dan Williams, B. R. 2009. Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs. Ninth Edition. Philadelphia: Lippicont Williams and Wilkins. pp 8-55.

Triplitt, C.L., Reasner, C.A. dan Isley, W.A. 2008. ‘Endocrinologic Disorders: Diabetes Mellitus’ in Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B. G., Posey, L. M. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. Seventh Edition. New York: Mc Graw Hill.








Tuesday, July 21, 2015
9:49 PM 0

Inovasi Sediaan Farmasi

Seiring dengan perkembangan jaman, bentuk sediaan farmasi pun juga ikut berkembang. Dari yang awalnya hanya bentuk tablet, sirup, dan kapsul, sekarang lebih meluas dengan pemberian melalui kulit, seperti transdermal baik gel maupun patch. Namun dari semua itu, penggunaan per-oral masih menjadi dominan karena cara pemakaiannya yang mudah dan nyaman bagi pasien. Kekurangannya terletak pada terjadinya  penurunan ketersediaan hayati suatu obat akibat metabolisme lintas pertama (first pass effect). Oleh karena itu, saya dan dosen saya Ibu Endang Diyah Ikasari, M.Si., Apt. melakukan penelitian dengan membuat sediaan mikropartikel granul dengan bahan obat Ranitidine HCl. Tujuan dari pembuatan sediaan ini adalah untuk memaksimalkan kerja dari Ranitidine HCl karena absorpsinya yang baik di lambung. Desain pelepasan terkontrol menjadi acuan dalam penelitian karena diharapkan dengan sediaan mikropartikel akan mengurangi frekuensi pemberian dan meningkatkan kepatuhan pasien dalam minum obat.

Untuk lebih jelasnya, silahkan link (http://wjpls.org/home/article_abstract/17).



Friday, July 17, 2015
11:00 PM 0

Final Project



OPTIMASI KONSENTRASI DAN pH CARBOPOL 934 DALAM SEDIAAN GEL 
EKSTRAK ALBEDO BUAH DURIAN (Durio zibethinus Murr.) SEBAGAI 
ANTIJAMUR Candida albicans ATCC 10231

  
Hanny Setyowati, Wahyuning Setyani, Endang Diyah Ikasari
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi” Semarang


SARI

Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu jenis tanaman berkhasiat obat. Penelitian oleh Amelia (2010: 1) menunjukkan bahwa ekstrak albedo buah durian memiliki aktivitas antijamur Candida albicans. Jamur Candida albicans merupakan penyebab utama terjadinya kandidiasis kulit sehingga untuk pengobatannya,  ekstrak albedo buah durian diformulasikan dalam sediaan gel. Basis sediaan gel yang dipilih adalah Carbopol 934 yang memiliki karakteristik lebih baik dalam menghantarkan senyawa aktif dibandingkan basis CMC-Na dan HPMC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan pH Carbopol 934 dalam sediaan gel ekstrak albedo buah durian sekaligus menentukan formula dengan aktivitas antijamur Candida albicans dan karakteristik fisik yang optimal. Ekstrak albedo buah durian didapatkan dengan cara remaserasi menggunakan pelarut etanol 80%. Ekstrak diuji aktivitas antijamur Candida albicans ATCC 10231 dengan metode difusi sumuran di mana konsentrasi ekstrak yang optimal diformulasikan dalam sediaan gel. Formula optimal berdasarkan Factorial Design yakni konsentrasi 1,426% dan pH 8,00 yang menghasilkan rerata diameter zona hambat 13,3096 mm, viskositas 452.000 centipoise, dan daya sebar 6,011 cm. Pengujian Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang Khamir (AKK) memenuhi standar cemaran mikroba sehingga menjamin aktivitas dan stabilitas sediaan gel selama penyimpanan.


Kata kunci :    ekstrak albedo buah durian, konsentrasi, pH Carbopol 934, sediaan gel, Candida albicans ATCC 10231.


OPTIMIZATION OF CONCENTRATION AND  pH CARBOPOL 934 OF 
DURIAN RIND EXTRACT (Durio zibethinus Murr.) GEL AS ANTIFUNGAL
Candida albicans ATCC 10231  


Hanny Setyowati, Wahyuning Setyani, Endang Diyah Ikasari
Yayasan Pharmasi College of Pharmacy Semarang


ABSTRACT

Durian (Durio zibethinus Murr.) is one of herbal plant. Study by Amelia (2010:1) explained that durian rind extract has antifungal activity towards Candida albicans. Candida albicans fungi is the main cause of candidiasis, thus durian rind extract was formulated into gel for this treatment. Carbopol 934 was chosen as basic gel which has good characteristic for delivering active substances than CMC-Na and HPMC. This research aimed to examine the effect of concentration and pH Carbopol 934 thus determine formula which has antifungal activity toward C. albicans and physical characteristics were optimal. Durian rind extract were obtained by remaceration tehnique with ethanol 80%. Extract was tested for antifungal activity by diffusion method which is the optimal extract concentration was formulated into gel. The optimal formula of Design Expert were concentration of Carbopol 934 1,426% and pH 8, that has average resistibility zone diameter 13.3096 mm, viscosity 452,000 centipoise, and dispersive power 6.011 cm. Testing of Standard Plate Count and Mold Yeast Count fulfill the requirements of microbial contamination which ensure both activity and stability of gel during storage.

Key word : Durian rind extract, concentration, pH Carbopol 934, gel formulation, Candida albicans ATCC 10231.

Note: If you want to get this article, kindly ask me by email: hannytan18@gmail.com

10:58 PM 0

Exhibition at Seminar Nasional dan Workshop STIFAR




I develop my skill to arrange an article about natural products and submitted it to follow "Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Gagasan Tertulis (PKM-GT). Unexpectedly, my article was accepted and had an honor by Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. With my beloved lecturer, I can publicate my review article at Seminar Nasional and Workshop "Terapi dan Swamedikasi Lupus" which took placed at 29th November 2014.
Thank u my beloved lecturer, Mrs. Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt.
I'm so proud to have u as my lecturer.
10:08 PM 0

Workshop "Paten" 2014


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi invited me to join " Pelatihan dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kreativitas Mahasiswa yang Berpotensi Paten" at 5-7th June 2014 in the Patra Jasa Hotel, Semarang. I had a chance to learn everything about "Patent" and met all the greats students which participated in this event. There are so many experience and knowledge.
6:39 PM 0

Exhibition at Pimnas 2013


This project was funded by Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi which involved in Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian (PKM -P). With this project, I had a chance to participate "Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS)"  which held in Lombok, NTB, Indonesia at 9-13th September 2013. It is one of the best moment in my life because I can publicate my research and also meet the great students from different universities.
Thanks God.

http://artikel.dikti.go.id/index.php/PKM-P/article/view/40