Searching...
Sunday, November 8, 2015
5:42 AM 2

Formulasi Sediaan Oral dan Topikal Ekstrak Tectona grandis Linn (Part 3)


Study of Wound Healing Activity of Tectona grandis Linn. Leaf Extract on Rats (Varma dan Giri, 2013)

 Formula
Pembuatan krim untuk pengobatan luka bakar dibuat dengan formula sebagai berikut:
Basis krim terdiri atas:
• Soft paraffin - 85 g
• Hard paraffin - 10 g
• Fat - 5 g.

Krim luka bakar Tectona grandis Linn dibuat dalam dua bentuk sediaan, yakni
1)   Krim konsentrasi 5%
R/    Ekstrak Tectona grandis Linn.            5%
Basis krim                                           95%
2)   Krim konsentrasi 10%
R/    Ekstrak Tectona grandis Linn.            10%
        Basis krim                                           90%
Fungsi Bahan dalam Formula
Krim luka bakar ekstrak Tectona grandis Linn. merupakan formula krim E45 yang terdiri dari soft parafin, hard parafin, dan fat (lanolin). Adapun fungsi masing-masing bahan adalah sebagai berikut:
a.    Soft parafin/ parafin lunak = emolien (melunakkan lapisan kulit)
b.    Hard parafin/ parafin padat = membentuk konsistensi setengah padat.
c.    Fat/ lanolin = untuk meningkatkan daya serap ekstrak ke dalam lapisan kulit.
Alasan Penambahan Bahan pada Formula
a.    Soft parafin/ parafin lunak = emolien (melunakkan lapisan kulit)
Soft parafin bukan merupakan bahan aktif, melainkan sebagai bahan pembawa (basis) yang bekerja sebagai pelembab/ moisturizer dengan menghasilkan lapisan berminyak sehingga sewaktu dioleskan pada permukaan kulit akan mencegah penguapan air dari bagian stratum korneum di kulit.
Pada pengobatan luka bakar harus dikondisikan agar kulit tidak kehilangan air lebih banyak. Hal ini disebabkan karena pada saat terjadinya luka bakar terjadi penguapan air secara besar-besaran sehingga kulit menjadi kering. Oleh karena itu, untuk pengobatan luka bakar diperlukan basis yang mampu menjaga kandungan air di lapisan stratum korneum kulit dengan menggunakan bahan soft parafin ini.
b.    Hard parafin/ parafin padat
Penggunaan hard parafin dimaksudkan untuk membentuk konsistensi setengah padat sehingga krim dapat menempel pada permukaan kulit yang terbakar. Hard parafin juga digunakan sebagai penstabil agar sediaan krim tidak menurun konsistensinya pada saat dioleskan.
c.    Fat/ lanolin
Lanolin merupakan campuran dari adeps lanae (lemak bulu domba): air dengan perbandingan 75:25 yang berfungsi untuk menghantarkan ekstrak Tectona grandis Linn. menembus kulit karena lanolin termasuk dalam dasar salep serap
Pada proses penyembuhan luka bakar terdapat empat (4) tahap yang terdiri atas kontraksi, epitelisasi, granulasi, dan kolagenasi. Dengan menggunakan lanolin sebagai basis akan mempercepat proses kontraksi karena ekstrak dapat diserap masuk ke dalam lapisan stratum granulosum sehingga mempercepat proses perggantian sel/ epitelisasi. (Nayeem dan Karvekar, 2009: 410)
Metode Pembuatan Sediaan
Metode pembuatan krim dengan metode pelelehan karena hard parafin harus dilelehkan terlebih dahulu agar dapat dicampur dengan soft parafin, lanolin, dan ekstrak Tectona grandis Linn. Selain itu juga, dengan metode pelelehan akan menjamin terbentuknya basis krim yang halus, bebas dari butiran kasar sehingga sewaktu ditambah dengan ekstrak akan terbentuk sediaan krim yang homogen.
Evaluasi Sediaan
Evaluasi sediaan krim terdiri atas uji penampakan (appearance), daya sebar, pH, tekstur, dan pemisahan fase yang dilakukan pada suhu berbeda (00C, 300C, 450C)  pada interval waktu 30, 60 dan 90 hari. Berikut adalah hasil evaluasi sediaan krim yang dibuat:

Penampakan (appreance). Berdasarkan pengujian stabilitas warna selama 30, 60 dan 90 hari didapatkan hasil bahwa sediaan krim cukup stabil pada penyimpanan suhu 00C dan 300C karena tidak terjadi perubahan warna. Sedangkan penyimpanan pada suhu 450C selama 90 hari terjadi perubahan warna membentuk kuning gelap.
Daya sebar. Pengujian daya sebar merupakan parameter kemampuan krim untuk mencapai area kulit yang lebih luas. Daya sebar diukur dengan meletakkan krim diantara dua lempeng kaca di mana semakin kecil waktu yang diperlukan bagi krim untuk menyebar diantara dua lempeng kaca, semakin baik penyebarannya. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin lama krim disimpan, semakin besar waktu yang diperlukan untuk menyebar.
Tekstur. Pengujian tekstur krim dilakukan untuk melihat apakah pada sediaan masih terdapat butiran halus yang menandakan sediaan tidak homogen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat butiran halus, baik pada suhu penyimpanan 00C, 300C, dan 450C selama 30, 60, dan 90 hari sehingga krim yang dihasilkan memiliki homogenitas yang baik.
pH. Pada pengujian ph didapatkan hasil nilai pH sediaan krim antara 5,95-6,36 yang memasuki pH normal kulit yakni 5,50-6,50. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa sediaan krim dapat meminimalkan iritasi pada kulit dan dapat diterima dengan baik di kulit. 
Pemisahan fase. Pada pengamatan sediaan krim tidak terjadi pemisahan fase pada penyimpanan suhu 00C dan 300C, sedangkan pada suhu 450C terjadi pemisahan fase setelah disimpan selama 90 hari. Hal ini berkorelasi dengan uji stabilitas warna yang mana pada suhu 450C selama 90 hari terjadi perubahan warna sehingga sebaiknya krim disimpan pada suhu < 450C. (Nayeem dan Karvekar, 2011: 50)
Selain pengujian fisik, krim juga diuji daya penyembuhan luka bakar pada punggung tikus. Berdasarkan pengujian, dihasilkan data bahwa diameter kulit yang dioles dengan krim ekstrak Tectona grandis Linn. konsentrasi 5% berbeda signifikan dengan diameter kulit yang tidak dioles apa-apa (kontrol negatif). Sedangkan krim dengan konsentrasi ekstrak 10% menunjukkan aktivitas yang lebih baik dengan hasil statistika yang berbeda sangat signifikan dengan kontrol negatif. Hal ini menandakan bahwa ekstrak 10% lebih baik aktivitas penyembuhannya dibandingkan ekstrak 5%. Perbedaan ini disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka semakin besar kandungan senyawa fitokimia seperti tanin yang berkhasiat sebagai astringet yang mengecilkan pori-pori kulit yang terbakar sehingga mempercepat proses epitelisasi kulit yang terbakar. Data pengukuran diameter kulit dapat dilihat pada tabel di bawah (Varma dan Giri, 2013: 243).

Kesimpulan
Pada jurnal Varma dan Giri (2013) didapatkan hasil bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak (10%) semakin baik aktivitasnya dalam proses kontraksi (pengecilan bagian kulit yang terbakar) dan epitelisasi (pergantian lapisan kulit yang terbakar dengan kulit baru) karena terkait dengan kandungan senyawa aktif dalam ekstrak yang semakin banyak. Aktivitas penyembuhan luka bakar ini didukung dengan penelitian Nayeem dan Karvekar (2011) yang menguji stabilitas fisik sediaan krim di mana krim stabil pada suhu penyimpanan < 45oC yang ditunjukkan dengan tidak terjadinya perubahan warna dan pemisahan fase, daya sebar yang relatif konstan, nilai pH 5,95-6,36, serta tidak terdapat butiran kasar yang menandakan krim memiliki homogenitas yang baik. 

DAFTAR PUSTAKA
Ajala, Tolulope O. dan Odeku, Oluwatoyin A. 2012. Lubricant Properties Of Some Local Talc Deposits In South Western Nigeria. West African Journal of Pharmacy. Volume 23 (1): 77 – 83.
Bala, Rajni., Khanna, Sushil., dan Pawar, Pravin. 2012. Polymers in Fast Dissolving Tablet- A Review. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research. Volume 5 (2): 8-14.
Kagalkar, Amrita A., Nanjwade, Basavaraj K., Bagli, R. S. 2014. Development and Evaluation of Herbal Fast Dissolving Tablets of Tectona grandis Linn. International Journal of Pharmaceutical Research and Review. Volume 3(1):6-14.
Kamel, S., Ali, N., Jahangir, K., Shah, S. M., El-Gendy, A. A. 2008. Pharmaceutical significance of cellulose: A review. eXPRESS Polymer Letters. Volume 2 (11): 758–778.
Khan, Mansoor A. 2012. Some Challenges in the Development of Pediatric Formulations. Food and Drug Administration Protecting and Promoting Public Health.
Khera, Neha dan Bhargava, Sangeeta. 2013. Phytochemical and Pharmacological Evaluation of Tectona grandis Linn. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Research. Volume 3 (5): 923-927.
Krishna, Mahesh S dan Nair A, Jayakumaran. 2010. Antibacterial, Cytotoxic and Antioxidant Potential of Different Extracts from Leaf, Bark and Wood of Tectona grandi. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Drug Research. Volume 2 (2): 155-158.
Kumar, Gannu Praveen., dan Nirmala, Rangu. 2009. Fundamental Aspects of Superdisintegrant: A Concise Review. Journal of Global Pharma Technology. Volume 4 (2): 1-12.
Li, Jinjiang dan Wu, Yongmei. 2014. Lubricants in Pharmaceutical Solid Dosage Forms. Polymers. Volume 2: 21-34.
Majumdar, Mrityunjoy. 2005. Evaluation of Tectona grandis Leaves for Wound Healing Activity. Thesis. Departement of Pharmacology. Krupadhini College of Pharmacy. Bangalore.
Mohamed, Malahah Binti., Talari, Mahesh Kumar., Tripathy, Minaketan., Majeed, Abu Bakar Abdul. Pharmaceutical Applications of Crospovidone: A Review. International Journal of Drug Formulation and Research. Volume 3 (1): 13-28.
Nayeem, Naira dan Karvekar. 2009. Preliminary Phytochemical Analysis and Wound Healing Activity of Various Extract of the Frontal Leaves of Tectona grandis Linn. Pharmacologyonline. Volume 2: 402-412.
________________________. 2011. Stability Studies and Evaluation of the Semi Solid Dosage Form of the Rutin, Quercitin, Ellagic Acid, Gallic Acid and Sitosterol Isolated from the Leaves of Tectona grandis for Wound Healing Activity. Archives of Applied Science Research. Volume 3 (1):43-51.
Rasheed, Arun., Kumar, Ashok., Sravanthi. 2008. Cyclodextrine as Drug Carrier Molecule: A Review. Scientia Pharmaceutica. Volume 76: 567–598.
Rowe, Raymond C., Sheskey, Paul C., Owen, Sian C. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipient Fifth Edition. USA: Pharmaceutical Press.
Siqueira, Gilberto., Bras, Julien., Dufresne, Alain. 2010. Cellulosic Bionanocomposites: A Review of Preparation, Properties and Applications. Polymers. Volume 2: 728-765.
Terinte, Nicoleta., Ibbett, Roger., Schusterl, Kurt Christian. 2011. Overview Native Cellulose and Microcrystalline Cellulose I Structure Studied by X-Ray Diffraction (WAXD): Comparison Between Measurement Technique. Lenzinger Berichte. Volume 89: 118-131.
Uzunović, Alija dan Vranić, Edina. 2007. Effect of Magnesium Stearate Concentration on Dissolution Properties of Ranitidine Hydrochloride Coated Tablets. Bosnian Journal of Basic Medical Sciences. Volume 7 (3): 279-283.
Varma, Sushilkumar., dan Giri, Sapna. 2013. Study of Wound Healing Activity of Tectona grandis Linn. Leaf Extract on Rats. Ancient Science of Life. Volume 32 (4): 241-244.



2 comments: