Searching...
Wednesday, November 4, 2015
6:02 PM 0

Ekstraksi, Standardisasi, dan Formulasi Ekstrak Tanaman Samadera indica Gaetrn


Nama Umum
Indonesia        : Salangi, getep pait, papus
Inggris             : Horse mango

Klasifikasi Samadera indica Gaetrn
Kingdom         : Plantae (tumbuhan)
Sub kingdom   : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Divisi               : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Sub divisi        : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub kelas         : Rosidae
Ordo                : Sapindales
Famili              : Simaroubaceae
Genus              : Samadera
Spesies            : Samadera indica Gaertn.
(http://www.plantamor.com/index.php?plant=1378)

Preparasi Serbuk Daun Samadera indica Gaetrn
Tanaman Samadera indica Gaetrn dikumpulkan dari daerah lokal distrik Ernakulam, India selama bulan Februari. Seluruh bagian tanaman diidentifikasi terlebih dahulu untuk memastikan spesiesnya pada Departemen Farmakognosi Sekolah Tinggi Amrita, Kochi, India. (Viswanad dkk, 2011: 59)
Bagian daun segar diambil, kemudian dilakukan serangkaian tahapan pembuatan simplisia, yaitu
1)   Pengumpulan daun Samadera indica Gaetrn
2)   Sortasi basah
     Proses sortasi basah adalah pemilahan daun Samadera indica Gaetrn dari bahan-bahan pengotor, seperti debu dan kotoran dan bagian tanaman lain yang tidak digunakan yang melekat pada daun Samadera indica Gaetrn.
3)   Pengeringan
     Proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air sampai dibawah 10%. Hal ini bertujuan untuk mencegah tumbuhnya kapang dan bakteri serta menjaga agar kandungan kimia (flavonoid) dalam daun Samadera indica Gaetrn pada keadaan mantap. Seperti diketahui bahwa air adalah media bagi pertumbuhan mikroorganisme dan dapat menimbulkan reaksi enzimatis yang menurunkan aktivitas dari senyawa dalam daun Samadera indica Gaetrn sehingga proses pengeringan sangat penting dalam mencegah terjadinya kerusakan simplisia.
4)   Sortasi kering
     Proses sortasi kering dilakukan untuk menghilangkan adanya debu atau hewan yang menempel pada simplisia daun Samadera indica Gaetrn yang sudah dikeringkan. Proses sortasi sangat penting karena merupakan tahap pemilahan terakhir sebelum simplisia daun Samadera indica Gaetrn siap digunakan.
5)   Pembuatan serbuk daun Samadera indica Gaetrn
Setelah dilakukan sortasi maka dilanjutkan dengan pembuatan serbuk daun Samadera indica Gaetrn. Simplisia daun Samadera indica Gaetrn dihaluskan dengan blender kemudian diayak dengan ayakan no mesh 40 sehingga didapatkan ukuran serbuk yang seragam. Tujuan penghalusan ini adalah untuk memaksimalkan proses ekstraksi karena dengan ukuran partikel yang kecil menghasilkan luas permukaan yang besar sehingga kontak serbuk dengan cairan penyari semakin banyak, akibatnya semakin besar kemampuan cairan penyari dalam mengekstraksi senyawa aktif dalam daun Samadera indica Gaetrn. (Viswanad dkk, 2011: 59)
Metode Ekstraksi
Ekstraksi serbuk daun Samadera indica Gaetrn (50 gram) menggunakan metode sokhletasi dengan tabung soxhlet dan dua jenis cairan penyari yang berbeda, yakni n-heksan dan metanol. (Viswanad dkk, 2011: 59)

Metode soxhletasi merupakan metode ektraksi cara panas yang mana simplisia dimasukkan ke dalam tabung soxhlet sedangkan cairan penyari berada pada labu alas bulat yang dimasukkan dalam tangas air. Prinsip soxhletasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor) Ketika cairan penyari dipanaskan, maka uap cairan penyari akan mengalir menuju pipa samping kemudian dengan adanya pendingin balik (kondensor) akan terjadi kondesasi (pengubahan uap menjadi tetes-tetes cairan) yang kemudian menuju tabung soxhlet untuk menyari serbuk daun Samadera indica Gaetrn. Cairan penyari kemudian mengalir menuju sifon dan akan turun menuju labu alas bulat ketika cairan penyari sudah setinggi sifon sambil membawa senyawa hasil ekstraksi daun Samadera indica Gaetrn. Oleh karena itu, seolah-olah cairan penyari yang digunakan selalu baru karena adanya sistem ekstraksi yang berkesinambungan. Satu kali siklus pada soxhletasi dihitung dari uap cairan penyari yang mengalami kondensasi hingga jatuhnya tetesan cairan penyari yang membawa senyawa hasil ekstraksi menuju labu alas bulat. (Winefordner, 2003:145)


Pada proses soxhletasi daun Samadera indica Gaetrn dilakukan dua kali dengan menggunakan pergantian cairan penyari. Prosedur pertama digunakan cairan penyari n-heksan yang bertujuan untuk menghilangkan senyawa non polar seperti lemak dalam daun Samadera indica Gaetrn. Hasil filtrat dan ampasnya dipisahkan, kemudian ampas yang bebas lemak diekstraksi dengan metanol selama 48 jam dan disaring. Filtrat metanol ini dipekatkan dengan rotary evaporator hingga didapatkan ekstrak kental yang siap diuji aktivitas antimikroba (antibakteri dan antijamur) serta diformulasikan dalam sediaan topikal krim dan gel. (Viswanad dkk, 2012: 107)

Skrining Fitokimia Ekstrak Kental Samadera indica Gaetrn
Ekstrak kental Samadera indica Gaetrn diidentifikasi kandungan senyawa aktifnya yang mana hasil positif ditunjukkan pada golongan senyawa alkaloid, tanin, triterpen, karbohidrat, steroid, protein, dan flavonoid.

Standarisasi Ekstrak Kental Samadera indica Gaetrn
Pengujian parameter spesifik
1)   Kadar fenolik total
Penetapan kadar fenolik total dilakukan dengan menggunakan reagen Folin-Ciocateu.
Hasil kadar fenolik total sebesar 3,54 mg/gram ekstrak kental yang equivalen dengan asam galat.
1)   Kadar flavonoid total
Prosedur penetapan kadar flavonoid total adalah

Kadar flavonoid total adalah 3,25 mg/g ekstrak kental yang equivalen dengan phloroglucinol.

Pengujian parameter non-spesifik
1)   Kadar abu total
Kadar abu total bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral/bahan anorganik internal dan eksternal yang berasal dari proses awal hingga terbentuknya ekstrak kental Samadera indica Gaetrn. (Depkes RI, 2000: 17) Kadar abu total ekstrak kental Samadera indica Gaetrn adalah 6,36%.
2)   Kadar abu larut air
Kadar abu larut asam merupakan kelanjutan dari kadar abu total yang mana kadar abu larut air ekstrak kental Samadera indica Gaetrn adalah 1,66%.

3)   Kadar abu tidak larut air
Kadar abu tidak larut air merupakan kelanjutan dari kadar abu total yang mana kadar abu larut air ekstrak kental Samadera indica Gaetrn adalah 2,14%.

Uji aktivitas ekstrak kental Samadera indica Gaetrn
Uji antioksidan
1)   Metode Nitrit Oksida


Hasil uji antioksidan dengan metode nitrit oksida adalah semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka semakin tinggi pula aktivitas antioksidannya, seperti terlihat pada grafik di bawah


2)   Metode Superoksida Anion
Hasil uji antioksidan dengan metode superoksida sama dengan metode nitrit oksida yang mana semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka semakin tinggi pula aktivitas antioksidannya, seperti terlihat pada grafik di bawah

Uji antimikroba
1)   Uji antibakteri
Uji antibakteri dilakukan terhadap bakteri Proteus vulgaris, Pseudomonas aeruginosa, Eschericia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis. Prosedur yang dilakukan adalah

Dari hasil pengujian aktivitas antibakteri terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi, semakin tinggi pula aktivitas antibakteri dari ekstrak Samadera indica Gaetrn. Dari semua bakteri, ekstrak Samadera indica Gaetrn paling baik aktivitasnya terhadap bakteri B.  subtilis
2)   Uji antijamur
Uji antijamur dilakukan terhadap jamur Candida albicans, Aspergillus niger, dan Aspergillus fumigatus. Prosedur yang dilakukan adalah

Dari hasil pengujian aktivitas antijamur terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi, semakin tinggi pula aktivitas antijamur dari ekstrak Samadera indica Gaetrn. Dari semua jamur, ekstrak Samadera indica Gaetrn paling sensitif terhadap jamur C.  albicans

Uji antimikroba
1)   Uji antibakteri
Uji antibakteri dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa sesuai dengan hasil pada uji aktivitas ekstrak yang mana S. aureus dan P. aeruginosa adalah bakteri yang sensitif terhadap ekstrak kental Samadera indica Gaetrn. Prosedur yang dilakukan adalah


Dari hasil pengujian aktivitas antibakteri terlihat bahwa sediaan krim ekstrak Samadera indica Gaetrn memiliki aktivitas antibakteri lebih tinggi dibandingkan dengan sediaan gel, juga paling mendekati dengan kontrol positif betadine ointment.

2)   Uji antijamur
Uji antijamur dilakukan terhadap jamur Candida albicans karena jamur ini yang paling sensitif terhadap ekstrak kental Samadera indica Gaetrn. Prosedur yang dilakukan adalah

Dari hasil pengujian aktivitas antijamur terlihat bahwa sediaan krim ekstrak Samadera indica Gaetrn memiliki aktivitas antijamur lebih baik dibanding sediaan gel serta aktivitas antijamur yang mendekati kontrol positif Klotrimazol.

Stabilitas Krim dan Gel Ekstrak Daun Samadera indica Gaetrn
1)      Disimpan pada temperatur 4oC dan 30oC selama 3 bulan.
2)      Dievaluasi pH dan viskositas setelah 3 bulan, dibandingkan dengan pH dan viskositas awal.

Dari hasil di atas terlihat bahwa pH sebelum pengujian dan pH setelah pengujian tidak berbeda secara bermakna sehingga dapat dikatakan bahwa baik sediaan krim maupun gel Samadera cukup stabil pada suhu 42oC dan 302oC serta memiliki viskositas yang baik.

Kesimpulan
Formulasi krim dan gel ekstrak kental Samadera indica Gaetrn menunjukkan aktivitas antibakteri dan antijamur yang mana sediaan krim memiliki aktivitas lebih tinggi dibanding sediaan gel. Pada uji stabilitas terlihat bahwa sediaan krim dan gel cukup stabil baik dari uji pH maupun viskositas sehingga memenuhi syarat untuk sediaan topikal.

Daftar Pustaka
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Depkes RI.

http://www.plantamor.com/index.php?plant=1378, diakses 6 April 2014 pukul 15.34

Viswanad, Vidya dkk. 2011. Studies on Antimicrobial and Antioxidant Activity of Methanolic Extract of Samadera indica. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research. Volume 11 (2): 59-64.

Viswanad, Vidya dkk. 2012. Development and Evaluation of Antimicrobial Herbal Formulations Containing the Methanolic Extract of Samadera indica for Skin Diseases. Journal of Advanced Pharmaceutical Technology and Research. Volume 3 (2): 106-111.

Winefordner, J.D. 2003. Sample Preparation Techniques in Analytical Chemistry Volume 162:142-145. New Jersey: John Wiley & Sons.










0 comments:

Post a Comment